Sebagai salah satu perguruan tinggi yang diminati oleh banyak calon mahasiswa, kampus penerbangan, baik itu politeknik, sekolah tinggi, akademi, atau institut menawarkan studi pendidikan untuk orang-orang yang tertarik dengan dunia penerbangan.
Ketika masih kecil, Anda mungkin sering ditanya mau jadi apa ketika besar. Banyak anak yang berkata ingin jadi pilot. Dan mungkin Anda adalah salah satunya. Namun, tak terbersit dalam diri untuk di esok hari menimba ilmu berkuliah di kampus penerbangan.
Kampus penerbangan mulai banyak bermunculan di Indonesia meskipun masih berdiri sebagai sekolah swasta. Namun sekolah tinggi ini begitu berjasa dalam mencetak tenaga kerja ahli yang dapat di andalkan di maskapai.
Di Indonesia sendiri, lulusan sekolah penerbangan akan menjadi aset untuk perkembangan maskapai nasional. Mereka akan menjadi sumber daya untuk menggerakkan aktivitas transportasi udara. Ada yang menjadi pilot, ada yang menjadi teknisi pesawat terbang, petugas lalu lintas udara, dan manajemen penerbangan.
Bagi pelajar sendiri, mereka juga punya motivasi pribadi ketika masuk ke sekolah penerbangan. Motivasi tersebut tidak lain adalah prospek kerja yang menggiurkan. Sekedar informasi, penghasilan pegawai yang bekerja di maskapai bisa mencapai angka puluhan juta. Angka tersebut akan lebih tinggi jika Anda menjadi seorang pilot.
Macam-Macam Lisensi Pilot Di Kampus Penerbangan
Namun menjadi pilot pun tidak semudah yang dikira. Beberapa kualifikasi yang harus dilakukan membuat pekerjaan pilot terbagi ke dalam beberapa golongan. Dan golongan-golongan ini akan ditunjukkan dengan lisensi yang dimiliki. tiap lisensi memiliki wewenang yang berbeda-beda.
1. PPL
PPL atau private pilot license merupakan lisensi perdana yang akan diperoleh setiap mahasiswa kampus dirgantara. Lisensi ini membuat Anda berhak untuk menerbangkan pesawat bermesin tunggal hanya untuk keperluan pribadi. Sehingga artinya, pesawat yang Anda kendarai tidak boleh mengangkut penumpang umum.
Lisensi PPL hanya membolehkan seorang pilot mengendarai transportasi udara pribadinya untuk urusan wisata atau bisnis di siang hari. Tidak boleh di malam hari. Lisensi PPL tidak cukup untuk membuat Anda bisa bekerja menjadi pilot bagi operator penerbangan atau maskapai penerbangan.
2. CPL
Setelah memegang PPL dan melalui 200 jam terbang dengannya, Anda bisa melangkah ke lisensi selanjutnya. Lisensi ini dinamakan commercial pilot license dan akan membuat Anda dapat menerbangkan pesawat komersial dan membawa penumpang umum.
Anda mulai bisa dipekerjakan oleh maskapai atau operator penerbangan, tentu dengan batasan jam terbang dan pada jarak tempuh tertentu.
3. IR
Instrument rating (IR) merupakan penyempurna lisensi sebelumnya (CPL). IR merupakan lisensi atau izin terbang tambahan yang berfungsi untuk melengkapi CPL. Tentu saja ini menjadi semacam pengakuan, bahwa Anda sudah layak ke tahap selanjutnya. Dengan mengantongi lisensi IR, seseorang bisa disebut sebagai pilot profesional
Seorang pilot yang dapat menerbangkan pesawat di siang dan malam hari dalam kondisi cuaca yang tidak normal seperti berkabut, mendung, dan kondisi apapun. Seorang lulusan sekolah penerbangan bisa mendapatkan IR setelah terbang bersama CPL selama 20 jam saja.
4. MER
Patut diketahui, tiga lisensi sebelumnya hanya bisa digunakan untuk menerbangkan pesawat bermesin tunggal saja. Sehingga Anda perlu lisensi lain guna bisa menjadi pilot untuk pesawat bermesin ganda. MER atau multi engine rating merupakan lisensi izin terbang untuk menerbangkan pesawat bermesin dua atau lebih.
Tentu saja hal ini membuat resiko yang ditanggung seorang pilot semakin tinggi. Mengingat semakin banyak mesin yang bekerja, kecepatan dan kinerja pesawat semakin kompleks. Jika Anda punya lisensi MER, lengkap sudah seluruh lisensi penerbangan yang Anda miliki. Anda tidak hanya akan jadi pilot, Anda bisa jadi instruksi pilot atau sejenisnya.
3 Kampus Penerbangan Di Indonesia Dan Desain Bangunannya
Sebagai sekolah tinggi yang akan mencetak sumber daya manusia permaskapaian Indonesia, tiga kampus berikut ditopang dengan desain bangunan yang unik dan memiliki filosofi yang tinggi. Berikut adalah tiga kampus penerbangan di Indonesia dan desain bangunannya.
1. STPI / PPIC
Sekolah tinggi penerbangan Indonesia atau yang sekarang lebih dikenal dengan nama Politeknik Penerbangan Indonesia Curug ini merupakan sekolah tinggi penerbangan yang juga membuka pelatihan penerbangan dan berdiri di Curug, Tangerang, Banten.
Oleh karena STPI kini lebih banyak dikenal dengan kepanjangan Sekolah Tinggi Perpajakan Indonesia, akhirnya berganti nama menjadi Politeknik Penerbangan Indonesia. Namun demikian, pada pintu depan kampus, bangunan pertama yang berguna sebagai pos penjaga masihlah bertuliskan STPI.
PPIC merupakan sekolah penerbangan yang memiliki peminat paling banyak di Indonesia. desain awal bangunan kampus adalah sebuah monumen pesawat dengan tulisan Cemawa Eka Tayai, yang artinya mengabdi untuk persatuan.
Desain keseluruhan PPIC terbagi kedalam beberapa bagian, dan beberapa bagian tersebut masihlah termasuk dalam Bandar Udara Budiarto, Tangerang. Gedung pertama yang akan Anda lihat di sisi timur adalah gedung simulator PPIC, sedangkan di sisi baratnya adalah tanah lapang dengan bangunan asrama tower yang berdiri disisi selatannya.
Setiap sekolah tinggi penerbangan selalu berdampingan bersama bandar udara. Tempat tinggal dengan desain kamar asrama dan gedung PPIC sendiri berada di selatan kedua bangunan pembuka tadi. Di area asrama dan gedung kampus juga berdiri gedung serbaguna serta sebuah wisma. Terdapat pula beberapa flop / shelter penerbangan beserta tempat parkir pesawat. Tempat parkir pesawat berbeda dengan hanggar.
2. Kampus Penerbangan BIFA (Bali International Flight Academy)
Bali International Flight Academy di desain bergandengan dengan Bandar Udara Letkol Wisnu yang berlokasi di Kabupaten Buleleng Bali. Kawasan disana merupakan kompleks akademi penerbangan, sehingga mengapa bukan bergabung dengan Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai mungkin terjadi sebab tidak ingin adanya penumpukan bangunan nasional.
konstruksi dan desain keseluruhan BIFA di desain sederhana ketimbang PPIC. Beberapa rumah difungsikan sebagai asrama dengan kamar-kamar minimalis (disamping juga perumahan), dan bangunan kampus ada tiga gedung, yang benar-benar sambung dengan bandara.
3. Kampus Penerbangan ATKP
Lain dengan dua sekolah tinggi penerbangan sebelumnya, ATKP atau Akademi Teknik Dan Keselamatan Penerbangan Surabaya tidak menyatu dengan Bandar Udara Mana pun. Desain bangunannya jika dilihat dari atas berbentuk persegi dan menyatu dengan bangunan nasional lainnya.
ATKP sendiri bisa dibilang merupakan nama sebuah kompleks, dengan Politeknik Penerbangan Surabaya sebagai tempat penimbaan ilmunya. Di belakang bangunan pembuka Poltekbang terdapat hanggar untuk menyimpan beberapa pesawat baling-baling kecil.
Adapun di sisi utara, terdapat beberapa gedung yang berfungsi sebagai bangunan kampus, perpustakaan, koperasi, klinik, dan lapangan basket yang juga menjadi tempat landasan helikopter.
Nah, itulah penjelasan terkait desain dan denah 3 kampus penerbangan yang ada di Indonesia. Semoga artikel ini bermanfaat, silahkan kunjungi website kami untuk informasi menarik lainnya.[]